InfoSAWIT JAWA, PELALAWAN — Bagi banyak petani sawit, masa replanting sering dianggap sebagai periode sulit—membutuhkan waktu lama, modal besar, dan ketidakpastian hasil. Namun, bagi Endin Zainuddin Syam dan para anggota KUD Usaha Tani di Pelalawan, replanting justru menjadi awal dari transformasi menuju kebun sawit modern dan produktif.
Setelah lebih dari tiga dekade bermitra dengan Asian Agri, KUD Usaha Tani melakukan replanting pada November 2022 dengan menggunakan benih unggul Topaz dari PT Inti Indosawit Subur. Berkat pendampingan teknis yang terstruktur, mereka berhasil memetik hasil lebih cepat dari perkiraan.
“Dengan panduan dari tim Asian Agri, semua tahapan perawatan jadi lebih terencana. Dari pemupukan hingga pengendalian hama, semuanya ada jadwal dan pengawasan,” jelas Endin.
Hasilnya terlihat nyata. Dalam waktu 29 bulan, kebun sawit mereka sudah mulai panen perdana, dengan produktivitas awal mencapai 1,2 ton per hektare dan berat janjang rata-rata 4,5 kilogram.
Keberhasilan ini bukan hanya soal bibit unggul, tetapi juga sistem pendampingan dan manajemen kebun yang disiplin. “Kami tidak hanya menjual bibit, tapi membangun komitmen jangka panjang dengan petani,” ungkap perwakilan Asian Agri dalam keterangannya.
Kisah KUD Usaha Tani menegaskan pentingnya sinergi antara petani dan perusahaan dalam program replanting. Dengan dukungan teknologi, pendampingan, dan bibit unggul, petani sawit kini bisa melihat masa depan yang lebih cerah—lebih produktif, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan. (T2)



































