InfoSAWIT JAWA, JAKARTA – Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menghadirkan terobosan baru dalam industri batik Indonesia dengan meluncurkan batik wax berbasis stearin sawit. Inovasi ini merupakan hasil kerja sama strategis sejak 2022 dan dirancang untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi industri batik tradisional.
Batik wax berbasis stearin sawit, atau palm-based batik wax, menjadi alternatif ramah lingkungan yang menggantikan parafin berbasis minyak bumi. FPKBL berhasil mengembangkan lilin batik dengan kandungan 60% hydrogenated palm stearin (HPS), yang terbukti efektif dalam proses membatik sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan baku fosil.
Inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan utama, termasuk anggota RSPO. Apical, salah satu produsen minyak sawit terkemuka, menyediakan HPS untuk pengujian. WWF turut membantu dalam pengembangan rencana aksi keberlanjutan dan mendukung pembelian produk berkelanjutan. Sementara itu, CECT Universitas Trisakti dan Daemeter memberikan dukungan manajerial dan operasional. Control Union juga terlibat dalam proses sertifikasi RSPO untuk FPKBL.
BACA JUGA: SPKS Dorong Kemitraan Strategis untuk Percepat Peremajaan Sawit Rakyat
“Inovasi ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri batik untuk menjadi lebih berkelanjutan,” ujar perwakilan FPKBL dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT JAWA, Senin (3/2/2025).
Untuk memperkenalkan inovasi ini ke pasar yang lebih luas, FPKBL akan berpartisipasi dalam INACRAFT 2025, pameran kerajinan terbesar di Indonesia. Acara ini akan berlangsung pada 5-9 Februari 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan mengusung tema Sustainability and Collaboration.
Selama pameran, FPKBL akan menampilkan produk batik yang menggunakan lilin berbasis sawit berkelanjutan serta mendemonstrasikan penerapan teknologi ini dalam proses membatik. Acara peluncuran resmi Malam Batik Sawit dijadwalkan pada 5 Februari 2025 di Main Stage Hall B, JICC.
BACA JUGA: Butuh Dukungan Penuh Industri dan Pemerintah Guna Suksesnya Peremajaan Sawit Rakyat
“Kami berharap pameran ini dapat menjadi platform untuk menguji respons pasar dan mengumpulkan masukan dari pemangku kepentingan industri, termasuk calon pembeli dan pendukung produk berkelanjutan,” tambah perwakilan FPKBL.
Inovasi batik wax berbasis stearin sawit tidak hanya menawarkan solusi ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai tambah bagi industri batik tradisional. Dengan menggunakan bahan baku yang lebih berkelanjutan, produk batik dapat menarik minat konsumen global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan.
Selain itu, penggunaan stearin sawit juga mendukung upaya Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan baku fosil dan mendorong praktik berkelanjutan di sektor kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan komitmen RSPO untuk mempromosikan produksi dan penggunaan minyak sawit berkelanjutan.
BACA JUGA: Pengembangan Berkelanjutan Sektor Kelapa Sawit untuk Kesejahteraan Masyarakat
Meskipun inovasi ini menjanjikan, tantangan tetap ada, terutama dalam hal edukasi dan adopsi oleh para pengrajin batik. FPKBL berencana untuk melakukan pelatihan dan pendampingan bagi pengrajin batik di Kampung Laweyan dan wilayah lainnya agar mereka dapat beralih ke bahan baku yang lebih ramah lingkungan.
“Kami yakin, dengan dukungan semua pihak, inovasi ini dapat menjadi standar baru dalam industri batik Indonesia yang berkelanjutan,” tutup perwakilan FPKBL.
Dengan peluncuran batik wax berbasis stearin sawit, FPKBL dan RSPO membuktikan bahwa kolaborasi antara industri tradisional dan praktik berkelanjutan dapat menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi. (T2)