InfoSAWIT, SOLO – Kampoeng Laweyan sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia bekerjasama dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) melakukan pelatihan membatik sawit. Melalui kerjasama ini, diharapkan kebudayaan membatik dapat menghasilkan produk ramah lingkungan.
Menurut Deputy Director RSPO, M. Windrawan, keberadaan bahan baku membatik biasanya berbasis petroleum. Sebab itu, RSPO menginisiasi malam batik berkelanjutan, sebagai alternatif bahan baku dari sawit berkelanjutan.
“Harapan kami, batik dapat menjadi produk berkelanjutan, karena dihasilkan dari minyak sawit berkelanjutan,” Kata Windrawan menjelaskan.
BACA JUGA: Mengintegrasikan Industri Hulu Hingga Hilir Sawit Berkelanjutan
Sebagai informasi, pelatihan membatik sawit ini, akan dilakukan bersama Forum Kerjasama Batik Laweyan (FPKBL), peneliti BRIN dan Media InfoSAWIT di Solo.
Ikuti terus informasi terbaru dan terkini mengenai Batik Sawit hanya di InfoSAWIT. Jejaring berita Mitra Media Networks. (T1)