InfoSAWIT JAWA, SOLO – Batik Sawit menjadi Warisan Berkelanjutan, pasalnya sebagai warisan budaya tempo dulu, Batik selalu dikerjakan secara turun temurun didalam suatu keluarga. Secara historis, budaya batik berasal dari zaman nenek moyang dan telah dikenal luas sejak abad ke 17.
Pada saat itu, motif dari batik didominasi oleh bentuk binatang serta tanaman. Akan tetapi, kemudian motif batik pun berkembang dan beralih pada motif-motif yang menyerupai awan maupun relief candi.
Mengutip buku Batik Indonesia yang ditulis Jusri dan Mawarzi Idris, Tahun 2012 silam, K.R.T Hardjonagoro atau dikenal sebagai Go Tik Swan disebut sebagai penemu Batik di Indonesia. Seniman asal Surakarta inilah, yang pertama kali membangkitkan era Batik klasik dan modern di Indonesia.
BACA JUGA: Sejarah Sawit di Pulau Jawa Berasal dari Hutan Afrika dibawa Belanda Tahun 1848.
Saat itu, jaman pemerintahan Presiden Soekarno, dirinya turut terlibat dalam kebijakan yang dibuat Soekarno untuk memajukan industri Batik nasional.
Peranannya sangat penting dalam menentukan corak dan motif Batik modern serta memberikan contoh dari motif Batik klasik yang menggambarkan makna unik.
Semisal motif Sidoluhur, Sidomukti, dan alas-alasan yang ditampilkan dengan ornamen dedaunan atau bunga di negeri agraris. Batik buatannya, juga sering digunakan pada upacara ritual di dalam Keraton Solo seperti nyamping dan lain-lain.
Era Batik dulu yang berkembang menjadi Batik Modern jaman Soekarno, kini kembali berkelanjutan. Ditengah desakan isu pemanasan global, kerusakan lingkungan dan deforestasi yang melanda dunia.
Jawaban dari berbagai isu-isu lingkungan dan sosial, sejatinya sudah sejak lama dilakukan. Melalui praktek budidaya terbaik dan berkelanjutan, budidaya perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan solusinya, yaitu minyak sawit berkelanjutan.