InfoSAWIT JAWA, BANTEN – Perkebunan kelapa sawit di Indonesia, secara pengelolaan terbagi menjadi 3 (tiga) besar, yaitu Perkebunan Besar Negara, Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Petani Kelapa Sawit. Berdasarkan luasan, perkebunan Kelapa sawit yang dikelola petani sawit sebesar 42% dari luas perkebunan Kelapa sawit nasional yang mencapai 16,8 juta hektar.
Sayangnya, perkebunan Kelapa sawit yang dikelola petani sawit seringkali mendapat banyak hambatan, dari minimnya pengetahuan budidaya, minimnya pemupukan dan perawatan kebun hingga sulitnya akses pasar dari hasil panennya.
Penelusuran redaksi InfoSAWIT mengenai pengembangan budidaya perkebunan Kelapa sawit di Provinsi Banten, mendapatkan adanya penelitian akan kelayakan berusaha petani Kelapa sawit atas luasan lahan tertentu. Dimana, keberadaan luas lahan yang terlalu kecil, dibawah 2 (dua) hektar, cenderung sulit berkembang bila dikelola petani sawit.
BACA JUGA: Perkebunan Kelapa Sawit di Jawa Barat Seluas 18,9 Ribu Ha
Ahmad Reezky Ananda, mahasiswa IPB pada tahun 2016 silam, telah melakukan penelitian akan skala luasan lahan yang produktif, guna dikembangkan sebagai perkebunan Kelapa sawit oleh petani Kelapa sawit.
Berikut abstrak penelitian yang berjudul : Kelayakan Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit Skala Rakyat di Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dan telah dilakukan pada tahun 2016 silam.
Perkebunan kelapa sawit skala rakyat merupakan perkebunan skala kecil yang melibatkan petani dalam semua kegiatan yang ada di perkebunan kelapa sawit tersebut.
BACA JUGA: Malam Sawit Berkelanjutan Bakal di Gunakan di Kampung Batik Laweyan
Penelitian yang dilakukan dengan menganalisis kelayakan bisnis Perkebunan Kelapa Sawit Skala Rakyat, dilihat dari aspek finansial dan non finansial. Aspek finansial terdiri dari NPV, IRR, Net B/C Ratio dan payback period. Pada luasan lahan hektar (ha) sebesar 5 ha, 3 ha, 2 ha dan 1.5 ha layak untuk dijalankan, jika dilihat dari kriteria investasi.
Sedangkan luas lahan 1 ha dan 0.5 ha tidak layak untuk dijalankan jika dilihat dari kriteria investasi.
Pada luas lahan 5 ha menghasilkan NPV sebesar Rp 164 466 298, IRR sebesar 36 persen, Net B/C Ratio sebesar 4 79, dan payback period selama 5 tahun 7 bulan. Semakin besar luas lahan maka semakin layak bisnis perkebunan kelapa sawit skala rakyat untuk dijalankan.
Hasil analisis switching value agar bisnis tetap layak, maksimum penurunan harga TBS pada luas lahan 5 ha yaitu sebesar 41.70 persen, pada luas lahan 3 ha 37.88 persen, pada luas lahan 2 ha 34.13 persen, pada luas lahan 1.5 ha 11.00 persen, sedangkan pada luas lahan 1 ha dan 0.5 ha minimum peningkatan harga TBS agar menjadi layak yaitu masing-masing sebesar 3.73 persen dan 5.55 persen.
Penelitian kelayakan bisnis perkebunan petani Kelapa sawit ini, mengacu kepada. Luasan lahan lebun sawit dan fluktuasi harga jual Tandan Buah Segar yang dipanen petani Kelapa sawit. Secara singkat, penelitian ini mengungkapkan kelayakan berusaha perkebunan Kelapa sawit oleh petani sawit minimum seluas 2 hektar, dengan analisis switching value kelayakan bisnis sebesar 34,13%.
Informasi lengkap mengenai penelitian ini, bisa dilihat dan di download di: Scientific Repository IPB University. (T1)